Posted by Infoners
On
Minggu, 18 Mei 2014
- He:
- Engkau mata air di tengah gurun pasir, dan aku hanya pejalan kaki yang kekeringan hati; hadirmu, menyelamatkanku.
- ME:
- Siapa yang menyangka kalau hati bisa jatuh hingga sejauh berkilo-kilometer dan mendarat di hatimu.
- HE:
- Biarlah aku menjadi landasanmu, agar kau bisa mendarat dan terbang setiap saat; karena hatiku bukanlah penjaramu.
- ME:
- Ketimbang kembali terbang dan menyiapkan landasan pada tempat lain, aku jauh lebih menginginkan tetap pada landasanku; kamu.
- HE:
- Maka tetaplah di sini menemaniku, menyatukan asa kita; menggenapkan segala keganjilan hati.
- ME:
- Kalau begitu, aku akan mulai menata ulang setiap sudut-sudut ruang yang lama dibiarkan kosong; hati.
- HE:
- Mari kita menata ruang hati dengan warna kesukaan kita; merah untuk gairah, hitam kekuatan, dan putih ketulusannya.
- ME:
- Dari berjuta bintang yang ada pun kita yang berjauhan, tapi mengapa sinar kita dapat bertemu? Dan aku berterimakasih atas itu.
- HE:
- Entahlah, aku tak tahu banyak tentang ilmu astronomi. Tapi aku paling tahu tentang satu hal, aku bahagia bertemu kamu.
- ME:
- Kita sepasang hati, ku tak ingin berakhir dengan sepasang kaki; karena bahagiaku pun ada padamu.
- HE:
- Hujan menyirami november dengan rintik rindu, pun hati yang tak pernah habis mengharapkan datangnya bahagiaku. Kamu.
- Me:
- Dan biarkan saja jarak berkuasa, biarlah rindu mengkristal pun kekal; sepasang hati kita akan menjadi lebih mahal.
0 komentar:
Posting Komentar